Beranda | Artikel
Pengertian Adab dan Beradab dengan Adab-Adab Islam
Kamis, 20 Juni 2019

Bersama Pemateri :
Syaikh `Abdurrazzaq bin `Abdil Muhsin Al-Badr

Pengertian Adab dan Beradab dengan Adab-Adab Islam adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam dengan pembahasan Kitab الدروس المهمة لعامة الأمة (pelajaran-pelajaran penting untuk segenap umat). Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada 14 Ramadhan 1440 H / 19 Mei 2019 M.

Download kajian sebelumnya: Akhlak Terpuji – Dermawan, Menepati Janji Sampai Berbuat Baik kepada Tetangga

Status Program Kajian Tentang Pelajaran Penting untuk Umat

Status program Kajian Tentang Bagaimana Menjadi Pembuka Pintu Kebaikan: AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap ahad & senin pukul 17.00 - 18.00 WIB.

Kajian Ilmiah Tentang Pengertian Adab dan Beradab dengan Adab-Adab Islam

Beradab dengan adab-adab Islam diantaranya; memberi salam, bermuka manis, makan dengan tangan kanan, minum dengan tangan kanan, membaca basmalah ketika mulai makan dan mulai minum, memuji kepada Allah mengucapkan hamdalah ketika selesai makan dan minuman, memuji kepada Allah mengucapkan Alhamdulillah ketika bersin, mendo’akan orang yang bersin jika ia mengucapkan Alhamdulillah, menjenguk orang yang sakit, mengiringi jenazah untuk dishalati dan dimakamkan. Dan adab-adab dalam syariat ketika masuk masjid, ketika masuk ke dalam rumah, ketika keluar dari masjid dan keluar dari rumah, ketika safar -melakukan perjalanan-, juga adab kepada orang tua, kepada kerabat, kepada tetangga, kepada orang yang lebih tua, kepada orang yang lebih muda, mendo’akan bagi orang yang baru mendapatkan anak, mendo’akan keberkahan bagi orang yang baru menikah, menghibur orang yang terkena musibah. Dan adab-adab Islamiyah yang lain, ketika memakai pakaian, ketika melepaskannya, dan ketika memakai sendal.

Syariat Islam adalah syariat yang penuh dengan adab yang sempurna. Syariat Islam membawa adab yang sempurna dalam semua kegiatan dan gerak-gerik seorang hamba. Ketika dia bergaul dengan kedua orangtuanya, bergaul dengan tetangganya, ketika ia berjual beli, juga adab seorang guru kepada murid-muridnya, adab murid-murid kepada guru-guru mereka, ketika memasuki suatu tempat, ketika keluar dari suatu tempat, ketika menaiki kendaraan, ketika melakukan safar atau perjalanan jauh, ketika masuk masjid, keluar dari masjid, dan semua ibadah-ibadah ada adab-adab seperti adab-adab shalat, adab-adab haji, adab-adab puasa, dan adab-adab ibadah yang lainnya.

Syaikh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah dalam kitab yang ringkas ini menyebutkan beberapa adab-adab yang harus diperhatikan oleh setiap Muslim. Beliau Rahimahullah mengatakan bahwa diantaranya adalah:

Menyebarkan salam

Nabi kita ‘Alaihish Shalatu was Salam bersabda:

لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ

“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman dan kalian tidak beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang jika kalian lakukan kalian akan saling mencintai? Tebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim)

Dan sungguh ketika seorang menyebarkan salam, ketika kaum Muslimin menerapkan sunnah ini, maka akan sangat banyak sekali pengaruh baik yang akan didapatkan dalam kehidupan dunia dan akhirat mereka.

Bermuka manis atau ceria

Ketika seorang Muslim menemui saudaranya sesama Muslim ia menampakan wajah yang ceria/wajah yang manis. Dan seorang Muslim tidak boleh menganggap remeh kebaikan sedikitpun. Dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لَا تَحْقِرَنَّ مِنْ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ

“Janganlah engkau menganggap remeh kebaikan sedikit pun, walaupun sekedar engkau menemui saudaramu dengan wajah ceria” (HR. Muslim)

Makan dan minum dengan tangan kanan

Ini semua termasuk adab-adab ketika seseorang makan dan minum. Maka seorang Muslim tidak boleh makan dan tidak boleh minum kecuali dengan tangan kanannya. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang melarang makan atau minum dengan tangan kiri. Dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengabarkan bahwasanya:

الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ ، وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ

“Setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kiri.” (HR. Muslim)

Maka barangsiapa yang makan dengan tangan kirinya, berarti dia meniru setan.

Mengucapkan basmalah ketika mulai makan atau minum juga mengucapkan hamdalah ketika selesai makan dan minum

Ini termasuk adab-adab ketika seseorang makan. Yaitu mengucapkan basmalah diawal sebelum dia makan sebagaimana dalam hadits disebutkan:

يَا غُلامُ سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ ، وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ

“Wahai anak kecil, ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah sesuatu yang dekat denganmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Juga memuji kepada Allah ‘Azza wa Jalla ketika selesai makan atas nikmat dan karunia makanan tersebut. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ اللَّه لَيَرضي عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الأَكلَةَ، فَيحْمَدُهُ عَلَيْهَا، أَوْ يَشْربَ الشَّرْبَةَ، فَيَحْمدُهُ عَليها

“Sungguhnya Allah ridha kepada seorang hamba yang makan kemudian ia memuji kepada Allah atas makanan tersebut atau minum satu minuman kemudian ia memuji kepada Allah atas minuman tersebut.” (HR. Muslim)

Berkata Imam Ahmad Rahimahullah jika suatu hidangan makanan terkumpul padanya empat hal, maka berarti hidangan tersebut telah sempurna. Jika:

  • diucapkan nama Allah sebelum memulai memakan makanan tersebut
  • seseorang memuji kepada Allah di akhir makanan tersebut
  • makanan tersebut dimakan oleh banyak orang
  • makanan tersebut adalah makanan yang halal.

Mengucapkan Alhamdulillah ketika bersin dan mendo’akan orang yang bersin jika ia memuji kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala

Dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beliau bersabda:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ، وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ، إِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ، فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ، وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنْ الشيطَانِ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ، فَإِذَا قَالَ هَا ضَحِكَ مِنْهُ الشيطَانُ

“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla menyukai bersin dan membenci menguap, apabila seorang bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka berhak bagi setiap Muslim yang mendengar bersin tersebut untuk mendo’akannya. Adapun menguap itu dari setan. Maka hendaklah dia menahan semampunya dan apabila dia mengatakan ‘ha’, maka setan akan menertawainya.” (HR. Bukhari)

Dan hikmah mengucapkan Alhamdulillah ketika seorang bersin karena orang yang bersin sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim Rahimahullah telah terjadi bagi orang yang bersin nikmat dan manfaat dengan keluarnya uapan-uapan yang tertahan di kepalanya yang seandainya uapan-uapan tersebut tinggal, maka akan menyebabkan penyakit-penyakit yang berbahaya. Oleh karena itu disyariatkan bagi orang yang bersin untuk memuji kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas nikmat ini. Karena seluruh anggota badannya tetap terjaga dengan baik setelah goncangan yang terjadi di dalam badannya. Maka segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala karuniaNya.

Perhatikanlah wahai saudaraku Muslim -semoga Allah menjagamu- keindahan dan kesempurnaan yang disyariatkan dalam agama kita ketika seseorang sedang bersin disyariatkan untuk memuji kepada Allah juga saling mendo’akan rahmat dan kasih sayang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Seorang yang bersin memuji kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengucapkan Alhamdulillah dan yang mendengarnya mendo’akan rahmat untuknya, kemudian yang bersin pun membalas do’a dengan do’a. Maka dia mendo’akan bagi orang yang mengucapkan “يَرْحَمُكَ اللهُ (yarhamukallah)” kepadanya, ia juga mendo’akan “يَهْدِيْكُمُ اللهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ (yahdikumullah wa yuslihu balakum)” mendo’akan hidayah dan kebaikan baginya. Maka ini adalah bentuk ukhuwah untuk saling mendo’akan yang sangat baik di antara sesama Muslim.

Menjenguk orang yang sakit

Ini adalah hak bagi orang yang sakit atas saudaranya. Dan hendaklah orang yang menjenguk orang yang sedang sakit dia mendo’akan kesembuhan dan keselamatan untuk orang yang sakit tersebut, menghiburnya agar ia kembali bersemangat dan optimis untuk bisa sembuh.

Mengiringi jenazah untuk dishalatkan dan dimakamkan

Diantara adab-adab Islam yaitu mengiringi jenazah untuk dishalatkan dan dimakamkan. Ini adalah hak dari hak-hak seorang Muslim atas saudaranya sesama Muslim. Dan orang yang melakukan ini akan mendapatkan pahala yang sangat besar. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلَّى عَلَيْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ ، وَمَنْ شَهِدَهَا حَتَّى تُدْفَنَ فَلَهُ قِيرَاطَانِ ، قِيلَ : وَمَا الْقِيرَاطَانِ ؟ قَالَ : مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيمَيْنِ

“Barangsiapa yang menghadiri jenazah sampai ia menshalatinya maka baginya pahala satu qirath dan barangsiapa yang menghadiri sampai dimakamkan maka baginya dua qirath. Ditanyakan kepada Rasulullah, ‘Apa itu dua qirath?’ beliau menjawab, ‘seperti dua gunung yang sangat besar.`” (HR. Bukhari dan Muslim)

Adab memasuki masjid

Adab-adab yang disyariatkan ketika seseorang masuk masjid, masuk rumah dan ketika keluar dari keduanya. Ketika seseorang memasuki masjid, maka terdapat adab-adab yang disyariatkan. Juga ketika ia keluar dari masjid. Diantaranya ia mendahulukan kaki kanannya ketika masuk dan mendahulukan kaki kirinya ketika keluar.

Dan hendaklah ketika ia masuk masjid ia mengucapkan basmalah dan keluar juga dengan basmalah. Ketika masuk masjid dan keluar dia mengatakan:

بِسْمِ اللهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُولِ اللهِ

“Dengan nama Allah, semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada Rasulullah.”

Dan ketika ia masuk masjid, hendaklah ia meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar Ia membukakan pintu-pintu RahmatNya. Dan ketika keluar dari masjid memohon kepada Allah agar Ia membukakan untuknya pintu-pintu karuniaNya. Dari Sahabat Abu Humaid atau dari Sahabat Abu Usaid, berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ ، فَلْيَقُلْ : اللَّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ ، وَإِذَا خَرَجَ ، فَلْيَقُلْ : اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ

“Jika salah seorang diantara kalian masuk ke dalam masjid hendaklah ia mengatakan ‘Allahummaftah lii abwaaba rohmatik (Ya Allah bukakanlah untukku pintu-pintu rahmatMu)’, dan apabila ia keluar hendaklah ia mengatakan ‘Allahumma inni asaluka min fadhlik (Ya Allah bukakanlah untukku pintu-pintu karuniaMu).`”

Dan ketika seseorang masuk atau keluar dari masjid disyariatkan juga untuk meminta perlindungan dari setan. Adapun ketika ia masuk, maka diantara hal yang disunnahkan mengucapkan:

أَعُوذُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

“Aku berlindung kepada Allah yang Maha Agung, dengan wajah-Nya yang maha mulia dan kekuaasaan-Nya yang maha terdahulu, dari setan yang terkutuk.” (HR. Abu Dawud)

Dan ketika dia keluar, diantara do’a yang disunnahkan yaitu ia membaca:

اللَّهُمَّ اعْصِمْنِي مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

“Ya Allah aku memohon perlindungan kepadaMu dari setan yang terkutuk.” (HR. Ibnu Majah)

Simak pada menit ke-22:46

Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Pengertian Adab dan Beradab dengan Adab-Adab Islam


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/47249-pengertian-adab-dan-beradab-dengan-adab-adab-islam/